Ruang Belajar LRA Seri Lingkungan Hidup: Perubahan Iklim dan Gaya Hidup Selaras Alam

Oleh:
Ferlansius Pangalila
(Yayasan Labda Radmila Agrapana)

Akhirnya persolan Lingkungan Hidup adalah persoalan hidup atau mati tidak hanya manusia melainkan seluruh kehidupan di alam semesta ini. Hal ini tidak berlebihan jika kita memberi sedikit saja perhatian kepada apa yang sebenarnya terjadi disekitar kita. Alam dan masyarakat kita sementara menghadapi masalah yang sangat serius.

Apabila dalam kesempatan ini saya menyampaikan kegelisahan hampir sebagian besar ahli lingkungan hidup dengan data dan informasi berbagai penelitian mereka tentang kualitas air dan udara, tentang punahnya beberapa flora dan fauna, terjadinya perubahan iklim dan cuaca ekstrim, kebakaran hutan, banjir dan berbagai masalah lingkungan hidup yang seakan tak selesai dan terus terjadi hingga saat ini. Namun sangat disayangkan data dan informasi sebanyak dan seekstrim apapun itu hanya membuat sebagian di antara kita melongo sementara sebagian kecil lainnya menyadari bahwa kita lebih banyak mengelola alam ini dengan sedikit bertanggungjawab memeliharanya.

Sebagian besar diantara kita tidak menyadari dan hanya melongo karena persolan lingkungan hidup seakan bukan merupakan persoalan hidup mati kita, itu hanya persoalan ekonomi dan politik yang sepertinya tidak berkaitan dengan kehidupan mapan kita. Teknologi dan kemampuan ekonomi kita cukup membantu diri kita menjauhi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Atau setidaknya dampak nyata yang kita alami hanya sebatas berita melalui teknologi informasi tentang gletser, banjir, air laut naik ke daratan sembari membawa berton-ton sampah plastik. Kita cuek dengan berita-berita seperti itu jika tidak sekedar prihatin.

Pernahkan diantara kita tergerak hatinya saat minum air mineral dari botol plastik sementara tidak sedikit orang miskin di luar sana yang tidak memiliki akses dengan air bersih? Atau kita yang sementara berdialog dan bahkan berdebat tentang lingkungan hidup di ruangan dingin ber-AC, sementara ada saudara-saudari kita di tengah hutan kelaparan dikejar-kejar pemegang hak guna usaha untuk mengalihkan fungsi hutan menjadi perkebunan monokultur? Atau malah kita turut menikmati tempat wisata alam yang telah diprivatisasi dan berbayar padahal sebelumnya secara alamiah tempat tersebut bisa diakses oleh siapapun tanpa perlu konversi dan penyingkiran flora dan fauna? Sepertinya privatisasi, ekonomisentris dan bahkan antroposentris dalam berbagai aspek kehidupan mulai menuai bencana bagi manusia itu sendiri.

Ini kedengaran agak sinis, namun diperlukan untuk mengajak kita tidak hanya sekedar melihat berbagai akar permasalahan dalam perubahan iklim serta keterkaitan dengan karakter kita sebagai pengelola sekaligus pemelihara alam semesta ini. Lebih dari itu kita perlu suatu habitus baru dan persepektif tentang bumi sebagai rumah bersama. Meski dialog dan forum semacam ini adalah suatu paradoks namun diharapkan menjadi langkah awal bersama secara konkret dengan penuh ilham dan kesadaran baru.


Terima kasih atas partisipasi teman-teman semua dalam webinar “Perubahan Iklim dan Gaya Hidup Selaras Alam”, yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 6 Maret 2021.

Kami ucapkan juga apresiasi sebesar-besarnya untuk Narasumber, Ketua Yayasan LRA, dan Moderator yang telah mendukung acara ini sehingga terselenggara dengan baik.

Semoga webinar ini bermanfaat serta memberikan dampak positif dalam pemahaman kita tentang perubahan iklim dan bagaimana kita menyikapinya dengan menerapkan gaya hidup kita yang selaras dengan alam.

“The Earth is what we all have in common.”
—Wendell Berry

Sampai bertemu di seri #RuangBelajarLRA selanjutnya!

Sertifikat peserta dapat diunduh disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *